Cadar Gaul

Cadar Gaul

Cadar Gaul


Bismillah..

Bagaimana kalau saya katakan di jaman sekarang pemakaian cadar untuk menutupi diri bukan lagi dianggap sebagai prioritas? tapi hanya untuk trend dan gaya²an dan ikut²an? Apalagi oleh perempuan² baru Hijrah di Negara kita yg belakangan ini memang lagi banyak ABG yg kemaruk bergaya dengan cadarnya, Hingga kita tidak bisa lagi membedakan antara akhwat “shalihah” dengan cadar mereka, dengan ABG² alay ADM.

Mungkin tidak terlalu salah.

Karna faktanya, memang pemakaian cadar di jaman ini, di Negara ini, kebanyakan hanya untuk ajang pamer. Entah apa yg mereka pamerkan. Mungkin mereka kira setelah bercadar, mereka otomatis alim dan paham Agama. Salah. Banyak yg memakai cadar ilmu Agamanya minim, jarang sholat, pacaran, bahkan tak bisa baca Qur'an.

Anda bisa buktikan sendiri kalau tak percaya. Karna apa? karna mereka pakai cadar hanya untuk pamer akibat ikut-ikutan. Karna manusia memang adalah mahluk peniru (Homo Mimesis). Manusia adalah mahluk yg multidimensi.

Salah satu dimensi yg tertanam dalam otak dan kodratnya adalah adanya hasrat untuk meniru (mimesis).

Mereka terpengaruh untuk ikutan memakai cadar karna dia liat cadar lagi trend nih sekarang, tapi tak paham konsep dan sistem nya. Hanya IKUT-IKUTAN.(tidak semua)

Ada yg bercadar tapi malah pakai aplikasi tikt-tok, bercadar tapi hobi selfie - lengkap dengan atribut tambahan seperti topi, kacamata ala Harry Potter diatas kepala, bercadar tapi masih hobi kumpul dengan lelaki, foto pakai skateboard. Nongkrong di cafe,

Ada juga yg bercadar tapi cuma hijrah di dunia maya.

Di dunia maya teriak-teriak pacaran itu haram tapi stalk ikhwan-ikhwan shalih tiap detik (foto nya juga di save), lantang menyiarkan nikah muda karna terlena dengan video-video soal nikah muda di grup kaya ITP atau Motivasi hijrah. Tapi di dunia nyata? malah pacaran(berkedok ta'aruf) , mau nikah muda.. tapi pemalas. Bangun siang, masak gak bisa.

Ini akibat pakai cadar hanya ikut-ikutan.

Saya tidak membenci kalian yg bercadar, saya seratus persen mendukung siapapun yg bercadar selama mereka paham fungsinya. Saya cuma kasihan dengan mereka yg bercadar tapi di cap sebagai teroris hanya karna secuil wanita bercadar yg menjadi teroris. Di cap sebagai tukang pamer - sombong - antisosial - dan sok alim, hanya karna sebagian kecil wanita yg memakai cadar tingkahnya seperti itu. Dan ada dosen di Bukittinggi di pecat gara2 mempertahankan cadarnya. ☹

Dan sekarang.. Cadar gaul. Perempuan bercadar tapi mirip anak alay. Hingga cadar yg suci kehilangan esensinya kemudian berubah makna.

Dimana ada aksi (stimulus) pasti ada reaksi (respon).

Postingan ini hanya, predisposisi saya (pribadi) mengenai cadar gaul.

Saya tidak tidak ada niat sedikitpun merendahkan kalian yg bercadar, apalagi kalian sudah pernah membaca postingan-postingan saya yg terlebih dahulu ada mengenai cadar. Saya pro cadar. Dan saya siap membela siapapun yg bercadar tapi mendapatkan diskriminasi.

Tapi satu hal yg perlu kalian ingat, ketika memutuskan untuk memakai cadar, berarti kalian juga sudah siap dengan segala resikonya. Karna memakai cadar adalah suatu langkah yg besar dan agung. Tidak boleh main-main. Sama seperti sains, untuk memakai cadar maka kalian perlu terlebih dahulu tau pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (comprehention) yg baik mengenai cadar, barulah bisa melakukan penerapan (aplication) yg baik pula.

Perlu adanya kognitif (keyakinan dan kesadaran) yg penuh akan cadar, supaya ada afektif (perasaan) dan konatif (perilaku) yg baik pula setelah kalian memakai cadar.

Dan itu, tidak akan kalian dapatkan kalau memakai cadar karna ikut-ikutan trend, (percaya sama saya.)

Kalau memakai cadar cuma karna ikut-ikutan, ujungnya kalian cuma akan menjadi, cadar gaul. Kalau mau gaul boleh, silahkan jadi anak alay, tapi buat apa pakai cadar?

Jangan dipaksa kalau belum mampu, apalagi niatmu pakai cadar bukan untuk hijrah, tapi cuma untuk pamer dan ikut trend.


Tambahan:

Perlu kita ketahui dulu disini bahwa, hukum bercadar adalah Sunnah.

Gak ada alasan dan dalil yg cukup komprehensif untuk memberikan legalitas atas wajibnya pemakaian cadar meskipun ada sebagian ulama yang mewajibkan cadar Karena alasan tertentu.

Anjuran memakai cadar ini bersifat fleksibel dan relatif dalam aktivitas sehari-hari kalian yg sedang atau ingin memakai cadar.

Harus bisa kalian sesuaikan dengan kondisi - situasi - profesi tertentu, memakai cadar sebagai penutup wajah itu sifatnya situasional.

Kalian gak berdosa kalau cuma karna gak pakai cadar, apalagi yg memakai cadar cuma untuk menyombongkan diri karna ingin dianggap sudah sangat Shalihah, atau untuk selfie pakai cadar.

Kalau orangtua melarang memakai cadar walaupun sudah berulangkali kalian jelaskan, maka turuti perintah mereka untuk tak memakai cadar.

Kita pakai kaidah ini,

“Menolak mafsadat lebih didahulukan daripada mendatangkan mashlahat.”

Kalau dia pakai cadar maka dapat mashlahat yaitu melaksanakan Sunnah, dan kalau dia gak pakai cadar maka menolak mafsadat yaitu tidak ridhonya orangtua dan putus Silaturrahmi.

Maka dengan kaidah ini, dia harus menolak mafsadat dengan tidak memakai cadar. Selain itu hukum wajib didahulukan dari hukum sunnah. Apa itu hukum wajibnya? Berbakti kepada orangtua.

“Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak…..” (QS. An-Nisa: 36).

Dalam hal ini, Birrul Walidain (berbuat baik kepada orangtua) lebih diutamakan karna wajib, dibanding melakukan Sunnah memakai cadar.

Mayoritas ulama mengatakan cadar ini Sunnah.

Jangan cuma gara² terlalu pingin memakai cadar, hubungan sama orangtua, keluarga bahkan teman jadi rusak.

Cadar/burqa adalah kain penutup wajah yg berfungsi sebagai alat pencegah fitnah dan zinah dari Ajnabi (pria Non-mahram).

Maka saya dalam hal ini, mendukung dan menghormati siapapun yg memakai cadar, asal sadar diri, seperti tidak memandang remeh dan rendah perempuan lain yg tidak bercadar/menutup aurat dan merasa paling paham Agama, serta bijak dalam memakainya. Bukan hanya untuk dipakai selfie, tapi semoga ikut diaplikasikan di dunia nyata, mengikuti kajian yg ada dan mempelajari Islam lebih dalam. Jadilah Muslimah yg berperilaku humanis, fleksibel, dan relevan dengan segala kondisi zaman. Bukan Muslimah Satanis karna sering mencibir perempuan lain yg belum menutup aurat, demo teriak² kejalan pingin ganti Presiden, sok hebat mendirikan khilafah Islamiyah di Indonesia, pro poligami, atau sudah merasa paling pintar dalam Islam padahal gak pernah ikut majelis.

Tujuan disyariatkan cadar adalah untuk menutupi wajah atau kecantikan agar tidak menarik perhatian lawan jenis agar terhindar dari fitnah

Adapun tujuan utamanya adalah untuk mentaati allah dan rasulnya

Coba tengok mereka yang menggunakan cadar bertabaruj (berhias) justru mengunakannya tampak lebih menarik, tak jarang kita temui gaya narsis tanpa malu yang tergambar melalui foto dirinya didunia maya

Namun jika didapati niqob dan cadar menarik perhatian lawan jenis, ketika itulah dilarang karena menyelisihi tujuan pensyariatkan cadar

Apa yang ingin saya sampaikan pada postingan ini adalah untuk menunjukkan bahwa sedikitnya citra cadar telah ternoda oleh para pengguna yang kurang bijak dalam memakai cadar.

Saya bukan membenci mereka, hanya mengingkari perbuatan yang mereka lakukan, sebab sadar atau tidak sadar mereka mengemban tugas mulia untuk mensyiarkan pakaian Takwa

Terakhir nasehat saya untuk kalian dan terutama untuk diri saya sendiri

Belajarlah agama Dari pemahaman para Salafus sholeh, agar engkau dapat membedakan mana yang haq dan mana yang batil.

Belajarlah Akhlak Dari pemahaman para Salafus sholeh, agar engkau dapat membedakan mana yang pantas dilakukan dan mana yang tidak

Belajar dari mereka-semoga Allah subhanahu wa ta'ala merahmatinya-yang sangat membenci ketenaran serta membentengi diri dari Riya' dan ujub, agar ketawadhu'an tetap melekat pada dirimu

Belajarlah dari mereka bagaimana caranya berdakwah yang sesuai dengan hukum Allah dan tuntunan rasulullah, agar amalan tidak sia" dan diterima olehnya sebagai sebuah kebaikan

Belajar dari mereka yang bagaimana ilmu bisa tetap tersampaikan tanpa orang lain tanpa orang lain tau wujud dirimu, agar Tidak ada lagi foto dirimu beserta gaya narsis dan centil di sosial media dengan caption dakwah.

Belajarlah dari mereka yang menjadikan rasa malu kepada Rabb-nya sebagai mahkota, agar Tidak ada nafsu merajai hatimu

Jadilah engkau pengikut Salafus sholeh yang merupakan generasi terbaik umat ini, agar selamat dunia akhirat

Jangan sampai jadi pengikut selfiatush shalihah, yang gemar upload foto diri dengan caption tausiyah, agar kehormatan agama dan pakaian takwa tak tercoreng oleh perbuatan Tidak layak itu

Barakallahufikum


Buka juga :

Post a Comment

0 Comments