Bangsa Uyghur adalah keturunan klan Turki yang hidup di Asia Tengah, terutama di propinsi Cina, Xinjiang. Namun, sejarah etnis Uyghur menyebut daerahnya itu Uyghuristan atau Turkestan Timur.
Menurut sejarah, bangsa Uyghur merdeka telah tinggal di Uyghuristan lebih dari 2.000 tahun. Tapi Cina mengklaim daerah itu warisan sejarahnya, dan oleh karenanya tak dapat dipisahkan dari Cina. Orang Uyghur percaya, fakta sejarah menunjukkan klaim Cina tidak berdasar dan sengaja menginterpretasikan sejarah secara salah, untuk kepentingan ekspansi wilayahnya.
Orang Uyghur memeluk Islam sejak tahun 934, saat pemerintahan Satuk Bughra Khan, pengusaha Kharanid. Saat itu, 300 masjid megah dibangun di kota Kashgar. Islam lalu berkembangan dan menjadi satu-satunya agama orang Uyghur di Uyghuristan.
Masjid-masjid yg megah karya bangsa Uyghur contohnya Azna (dibangun abad ke-12), Idgah (abad ke-15) dan Appak Khoja (abad ke-18). Pada masa kejayaan itu di Kashgar saja telah ada 18 madrasah besar dengan lebih 2.000 siswa baru yg masuk pertahunnya.
Selain agama, di madrasah-madrasah inilah anak Uyghur belajar membaca, menulis, logika, aritmatik, geometri, etik, astronomy, tibb (pengobatan), pertanian. Pada abad ke-15 di kota ini telah ada perpustakaan dengan koleksi 200 ratus ribu buku.
Orang Uyghur juga telah mengenal pertanian semiintensif sejak 200 SM. Pada abat ke-7 pertanian mereka semakin berkembang dengan menaman jagung, gandum, kentang, kacang tanah, anggut, melon dan kapas.
Mereka juga telah mengembangkan sistem irigasi (kariz) untuk mengalirkan air dari sumber yg jauh dari lahan pertanian. Satu sistem irigasi kuno ini masih bisa dilihat di kota Turfan. Boleh dikatakan, kebudayaan Uyghur mendominasi Asia Tengah sepanjang 1.000 tahun sebelum bangsa ini ditaklukan penguasa Manchu yg memerintah di Cina.
0 Comments