Oleh : Developer Property Syariah
Bisnis berbasis syariah memang sedang laris manis. Potensi pasar yang dibarengi kesadaran umat untuk selalu terikat dengan hukum syariat makin membesar dan kian meningkat. Berbeda dengan orang Barat yang makin kaya makin jauh dari agama (bahkan atheis), kecenderungan di Indonesia, justru sebaliknya. Makin kaya orang Indonesia, maka makin religius.
Para pelaku bisnis kapitalis ternyata coba memanfaatkan momentum ini dengan cara melabeli jualan mereka dengan kata-kata "syariah". Label "syariah" dari bisnis kapitalis ini memang tidak menjamin bahwa produk yang mereka hasilkan benar-benar sesuai dengan syariah Islam. Mengingat, niat mereka bukan dari dorongan akidah Islam tapi hanya menginginkan laba semata.
Sebut saja, pembangunan Menara Syariah di Jakarta yang digadang akan menjadi pusat keuangan syariah internasional, ternyata dibidani oleh Agung Sedayu dan Salim Grup. Tak tanggung-tanggung, Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Panjaitan hadir dalam peresmiannya. Kita jadi tahu siapa sebenarnya dibalik proyek besar berbalut label "syariah" ini.
Sebelumnya, Lippo Grup yang juga tak mau kehilangan kue pasar syariah, membuka bisnis pemakaman "syariah" dengan mematok biaya Rp. 32 Juta per liang lahatnya.
Ada lagi yang cukup mengkhawatirkan. Tak hanya memanfaatkan, tapi ada saja yang berniat tidak baik di balik moncernya bisnis syariah ini. Imam besar masjid AS asal Indonesia, Shamsi Ali, mengingatkan umat Islam di Indonesia dengan penipuan oleh perusahaan investasi bernama Syariah Indonesia LLC. Meski yang mereka jual adalah produk-produk berlabel "syariah", namun ternyata semuanya bodong alias penipuan, demikian cuitan Imam Shamsi Ali.
(Sumber : https://kumparan.com/kumparannews/3-kejanggalan-investasi-syariah-hartadinata-harianto-versi-shamsi-ali-1sQfgYiDV2T)
Bagi umat Islam, boomingnya bisnis syariah perlu dibarengi dengan kehati-hatian mencermati produk syariah yang beredar. Apalagi jika yang menawarkan adalah pebisnis kapitalis yang jelas-jelas hanya ingin meraup keuntungan semata tanpa peduli tentang syar'i atau tidaknya.
Bagi para pebisnis syariah, potensi pasar syariah bukan hanya menjadi peluang bisnis semata, namun juga menjadi ladang amal dengan cara menyediakan produk yang benar-benar syariah. Memastikan semua aspek dan proses bisnisnya tak melenceng dari aturan Allah SWT. Dilengkapi dengan sikap amanah dan profesional dalam menjalankan bisnisnya. Sehingga bisnisnya benar-benar murni syariah dan aman dari sisi bisnisnya.
Oleh karena itu, bersemangatlah wahai para pejuang pejuang Bisnis Syariah. Inilah ladang amal kita, inilah arena jihad kita dan inilah medan juang kita. Jika bukan kita, siapa lagi ? Jika bukan sekarang, kapan lagi ?
0 Comments