20 Orang Terkaya di Indonesia 2019 |
20 Orang Terkaya di Indonesia 2019
Siapakah orang paling kaya di Indonesia? Berapa jumlah kekayaan yang ia miliki? Pada bidang bisnis apa yang banyak mendatangkan rupiah bagi pundi-pundi kekayaannya?
Indonesia adalah negara kaya dengan sumber daya alam yang melimpah. Maka tak heran jika di negara yang kita cintai ini terdapat sejumlah miliarder dengan aset kekayaan yang besar. Berdasarkan data yang terdapat dalam situs Forbes, jumlah individu Nusantara yang tergolong miliarder dunia ada sebanyak 19 orang dari 2.208 miliarder di seluruh dunia. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia berada di urutan ke-20 sebagai negara dengan populasi orang kaya terbanyak di dunia, dimana rangking 1,2, dan 3 adalah negara Amerika Serikat, Cina, dan Jerman. Jika diakumulasikan total kekayaan semua milioner Indonesia tersebut adalah mencapai sekitar 50 miliar dolar atau lebih kurang 700 triliun rupiah.
Sebagai catatan, orang yang bisa disebut miliarder dunia adalah mereka yang memiliki kekayaan pribadi minimal senilai 1 miliar dolar, atau sekitar 14 triliun rupiah (kurs Rp 14.000). Nah, siapa sajakah deretan orang Indonesia yang masuk dalam daftar Forbes? Inilah daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2019.
1. Robert Budi Hartono
Dengan jumlah kekayaan sekitar 18,1 miliar dolar atau 253,4 triliun rupiah, Rudi Hartono merupakan orang paling kaya di Indonesia, dan berada di peringkat 56 dalam daftar Forbes. Robert Budi Hartono lahir pada tanggal 28 April 1941 di kota Semarang. Ayahnya bernama Oei Wie Gwan pemilik usaha kecil Djarum Gramophon yang saat ini menjadi sebuah perusahaan rokok terbesar di dunia. Bersama saudaranya, Robert Budi Hartono terus mengembangkan bisnis warisan ayahnya, termasuk berinvestasi di sektor bisnis keuangan dan perbankan, khususnya di Bank BCA.
2. Michael Hartono
Dengan jumlah aset kekayaan sekitar 12,6 miliar dolar atau 176,4 triliun rupiah, Michael Bambang Hartono yang merupakan kakak Budi Hartono adalah orang terkaya ke dua di Indonesia. Dalam daftar Forbes di awal tahun 2019, ia berada di posisi 101. Michael Hartono lahir di Kudus, 2 Oktober 1939. Ia menempuh pendidikan formal di Universitas Diponegoro selama empat tahun dan kemudian karirnya berlanjut di dunia bisnis, sebagai Direktur PT Djarum. Selain merambah di sektor keuangan, kiprah Michael Hartono bersaudara dalam sektor agribisnis terlihat dengan mempunyai bisnis kelapa sawit dan kilang pengolahan. Hal unik tentang miliarder ini adalah pernah menjadi wakil Indonesia di ajang Asian Games 2018 sebagai atlet bridge dan mampu menyumbangkan medali perunggu untuk kontingen Indonesia.
Dengan jumlah aset kekayaan sekitar 12,6 miliar dolar atau 176,4 triliun rupiah, Michael Bambang Hartono yang merupakan kakak Budi Hartono adalah orang terkaya ke dua di Indonesia. Dalam daftar Forbes di awal tahun 2019, ia berada di posisi 101. Michael Hartono lahir di Kudus, 2 Oktober 1939. Ia menempuh pendidikan formal di Universitas Diponegoro selama empat tahun dan kemudian karirnya berlanjut di dunia bisnis, sebagai Direktur PT Djarum. Selain merambah di sektor keuangan, kiprah Michael Hartono bersaudara dalam sektor agribisnis terlihat dengan mempunyai bisnis kelapa sawit dan kilang pengolahan. Hal unik tentang miliarder ini adalah pernah menjadi wakil Indonesia di ajang Asian Games 2018 sebagai atlet bridge dan mampu menyumbangkan medali perunggu untuk kontingen Indonesia.
3. Sri Prakash Lohia
Jumlah kekayaan Sri Prakash Lohia menurut Majalah Forbes saat ini ditaksir 7,6 miliar dolar atau sekitar 106,4 triliun rupiah. Dari namanya, anda mungkin bisa menebak bahwa miliarder ini adalah keturunan India. Sri Prakash Lohia lahir di Kalkuta-India pada 11 Juli 1952. Lohia lahir dan besar di India, tetapi menghabiskan sebagian besar masa hidup profesionalnya di Indonesia sejak tahun 1974. Lohia pindah ke Indonesia bersama ayahnya, Mohan Lal Lohia, dan merintis Indorama Synthetics, sebuah perusahaan yang memproduksi benang pintal. Pada awal tahun 2019, Forbes menempatkannya sebagai orang terkaya ke-3 di Indonesia dengan kekayaan bersih US$ 7,6 miliar, atau di peringkat ke-183 secara global.
Jumlah kekayaan Sri Prakash Lohia menurut Majalah Forbes saat ini ditaksir 7,6 miliar dolar atau sekitar 106,4 triliun rupiah. Dari namanya, anda mungkin bisa menebak bahwa miliarder ini adalah keturunan India. Sri Prakash Lohia lahir di Kalkuta-India pada 11 Juli 1952. Lohia lahir dan besar di India, tetapi menghabiskan sebagian besar masa hidup profesionalnya di Indonesia sejak tahun 1974. Lohia pindah ke Indonesia bersama ayahnya, Mohan Lal Lohia, dan merintis Indorama Synthetics, sebuah perusahaan yang memproduksi benang pintal. Pada awal tahun 2019, Forbes menempatkannya sebagai orang terkaya ke-3 di Indonesia dengan kekayaan bersih US$ 7,6 miliar, atau di peringkat ke-183 secara global.
4. Tahir
Nama lengkapnya adalah Dato’ Sri Tahir, lahir pada 25 Maret 1952 di kota Surabaya. Dia dibesarkan oleh sepasang ayah dan ibu yang menghidupi keluarga dengan membuat becak. Tahun 1971, dia menamatkan pendidikan menengah atas (SMA) di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya. Sosok Tahir tumbuh berkembang menjadi seorang pengusaha, investor, sekaligus pendiri Mayapada Group yang sukses. Mayapada Group adalah sebuah holding company yang memiliki beberapa unit bidang usaha di Indonesia. Beberapa dari bidang yang digeluti adalah perbankan, TV berbayar dan media cetak, properti dan rumah sakit. Dengan aset kekayaan senilai 4,5 miliar dolar atau sekitar 63 triliun rupiah, kini ia menjadi salah seorang konglomerat di Indonesia. Dalam daftar Forbes Internasional, kekayaan Tahir berada di posisi ke 399.
Nama lengkapnya adalah Dato’ Sri Tahir, lahir pada 25 Maret 1952 di kota Surabaya. Dia dibesarkan oleh sepasang ayah dan ibu yang menghidupi keluarga dengan membuat becak. Tahun 1971, dia menamatkan pendidikan menengah atas (SMA) di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya. Sosok Tahir tumbuh berkembang menjadi seorang pengusaha, investor, sekaligus pendiri Mayapada Group yang sukses. Mayapada Group adalah sebuah holding company yang memiliki beberapa unit bidang usaha di Indonesia. Beberapa dari bidang yang digeluti adalah perbankan, TV berbayar dan media cetak, properti dan rumah sakit. Dengan aset kekayaan senilai 4,5 miliar dolar atau sekitar 63 triliun rupiah, kini ia menjadi salah seorang konglomerat di Indonesia. Dalam daftar Forbes Internasional, kekayaan Tahir berada di posisi ke 399.
5. Chairul Tanjung
Dengan kekayaan sebesar US$ 3,6 miliar atau sekitar 50,4 triliun rupiah, pria lulusan Universitas Indonesia ini didaulat sebagai orang terkaya ke-5 di Indonesia atau rangking #557 dalam daftar internasional. Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16 Juni 1962, dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul Tanjung adalah mahasiswa kedokteran yang memperoleh banyak prestasi, diantaranya sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985. Saat kuliah ia mulai belajar tentang bisnis. Kini melalui perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega.
Dengan kekayaan sebesar US$ 3,6 miliar atau sekitar 50,4 triliun rupiah, pria lulusan Universitas Indonesia ini didaulat sebagai orang terkaya ke-5 di Indonesia atau rangking #557 dalam daftar internasional. Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16 Juni 1962, dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul Tanjung adalah mahasiswa kedokteran yang memperoleh banyak prestasi, diantaranya sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985. Saat kuliah ia mulai belajar tentang bisnis. Kini melalui perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega.
6. Prajogo Pangestu
Setelah absen 20 tahun, Prajogo Pangestu kembali ke jajaran miliarder. Kekayaannya meningkat lebih dari lima kali lipat dalam 12 bulan sampai pertengahan Februari 2017 karena nilai taruhannya di perusahaan petrokimia Barito Pacific dan anak perusahaannya yang terdaftar, Chandra Asri Petrochemical, keduanya mengalami lompatan keuntungan signifikan. Pada bulan November 2016 Chandra Asri mengumumkan rencana untuk bekerjasama dengan penyedia lisensi teknologi polyethylene Houston Univation Technologies untuk mengembangkan pabrik baru di Banten, sebelah barat Jakarta. Pria kelahiran tahun 1944 ini adalah seorang pengusaha Indonesia. Seorang taipan di industri perkayuan terbesar di Indonesia sebelum Krisis Ekonomi 1997. Bisnisnya berawal di akhir 70-an di Djajanti Timber Group dan membentuk Barito Pacific. Manurut data yang tercantum dalam Forbes, kekayaan Prayogo Pangestu saat ini diperkirakan mencapai 3,5 miliar dolar atau 49 triliun rupiah di urutan 588.
Setelah absen 20 tahun, Prajogo Pangestu kembali ke jajaran miliarder. Kekayaannya meningkat lebih dari lima kali lipat dalam 12 bulan sampai pertengahan Februari 2017 karena nilai taruhannya di perusahaan petrokimia Barito Pacific dan anak perusahaannya yang terdaftar, Chandra Asri Petrochemical, keduanya mengalami lompatan keuntungan signifikan. Pada bulan November 2016 Chandra Asri mengumumkan rencana untuk bekerjasama dengan penyedia lisensi teknologi polyethylene Houston Univation Technologies untuk mengembangkan pabrik baru di Banten, sebelah barat Jakarta. Pria kelahiran tahun 1944 ini adalah seorang pengusaha Indonesia. Seorang taipan di industri perkayuan terbesar di Indonesia sebelum Krisis Ekonomi 1997. Bisnisnya berawal di akhir 70-an di Djajanti Timber Group dan membentuk Barito Pacific. Manurut data yang tercantum dalam Forbes, kekayaan Prayogo Pangestu saat ini diperkirakan mencapai 3,5 miliar dolar atau 49 triliun rupiah di urutan 588.
7. Low Tuck Kwong
Dia adalah seorang pengusaha dari Indonesia yang mendirikan Bayan Resources, salah satu perusahaan yang bergerak di sektor tambang batu bara. Pada 2014, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan ia menduduki peringkat ke-30. Low Tuck Kwong dilahirkan di Singapura, tetapi pada tahun 1972, ia pindah dan merantau ke Indonesia. Saat masih tinggal di Singapura, ia sempat bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya, David Low Yi Ngo. Setelah peluang kesuksesannya makin bersinar di Indonesia, maka pada tahun 1992, Low Tuck Kwong berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Tahun 1997, ia membeli perusahaan tambang batubara yang pertamanya melalui PT. Gunungbayan Pratamacoal.
Tahun 1998, melalui PT Dermaga Perkasapratama, Ia juga mengoperasikan Terminal Batubara di Balikpapan, Kalimantan. Di sektor pertambangan Batubara dengan perusahaan Bayan Resources inilah yang mengantarkan ia menjadi orang terkaya ke-7 menurut data realtime Forbes di triwulan I tahun 2019 ini. Asetnya mencapai 2,3 miliar dollar atau 32,2 triliun rupiah, dan menempatkannya di rangking 935 dunia.
Dia adalah seorang pengusaha dari Indonesia yang mendirikan Bayan Resources, salah satu perusahaan yang bergerak di sektor tambang batu bara. Pada 2014, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan ia menduduki peringkat ke-30. Low Tuck Kwong dilahirkan di Singapura, tetapi pada tahun 1972, ia pindah dan merantau ke Indonesia. Saat masih tinggal di Singapura, ia sempat bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya, David Low Yi Ngo. Setelah peluang kesuksesannya makin bersinar di Indonesia, maka pada tahun 1992, Low Tuck Kwong berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Tahun 1997, ia membeli perusahaan tambang batubara yang pertamanya melalui PT. Gunungbayan Pratamacoal.
Tahun 1998, melalui PT Dermaga Perkasapratama, Ia juga mengoperasikan Terminal Batubara di Balikpapan, Kalimantan. Di sektor pertambangan Batubara dengan perusahaan Bayan Resources inilah yang mengantarkan ia menjadi orang terkaya ke-7 menurut data realtime Forbes di triwulan I tahun 2019 ini. Asetnya mencapai 2,3 miliar dollar atau 32,2 triliun rupiah, dan menempatkannya di rangking 935 dunia.
8. Mochtar Riady
Di deretan ke-8 orang terkaya di Indonesia adalah Mochtar Riady yang lahir pada 12 Mei 1929 di Malang. Pengusaha ini merupakan pendiri sekaligus komisaris dari Lippo Group. Ayah Mochtar Riady adalah seorang pedagang batik bernama Liapi, sedangkan ibunya bernama Sibelau. Kedua orangtuanya merantau dari Fujian dan tiba di Malang pada tahun 1918. Sejak kecil ia bercita-cita untuk menjadi seorang bankir. Di era tahun 1950an, kesempatan itu datang, dimana ia diberi kesempatan untuk mengurus sebuah bank yang sedang bermasalah. Satu tahun perjalanan, bank tersebut menjadi maju. Setelah cukup besar, pada tahun 1964, Mochtar Riady pindah ke Bank Buana, kemudian pada tahun 1971, dia pindah lagi ke Bank Panin yang merupakan gabungan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Jaya, dan Bank Industri Dagang Indonesia. Di awal tahun 2018 ini, Mochtar Riady memiliki aset kekayaan senilai 2,3 miliar dolar AS atau sekitar 32,2 triliun rupiah dan berada dalam rangking ke-981 dunia.
Di deretan ke-8 orang terkaya di Indonesia adalah Mochtar Riady yang lahir pada 12 Mei 1929 di Malang. Pengusaha ini merupakan pendiri sekaligus komisaris dari Lippo Group. Ayah Mochtar Riady adalah seorang pedagang batik bernama Liapi, sedangkan ibunya bernama Sibelau. Kedua orangtuanya merantau dari Fujian dan tiba di Malang pada tahun 1918. Sejak kecil ia bercita-cita untuk menjadi seorang bankir. Di era tahun 1950an, kesempatan itu datang, dimana ia diberi kesempatan untuk mengurus sebuah bank yang sedang bermasalah. Satu tahun perjalanan, bank tersebut menjadi maju. Setelah cukup besar, pada tahun 1964, Mochtar Riady pindah ke Bank Buana, kemudian pada tahun 1971, dia pindah lagi ke Bank Panin yang merupakan gabungan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Jaya, dan Bank Industri Dagang Indonesia. Di awal tahun 2018 ini, Mochtar Riady memiliki aset kekayaan senilai 2,3 miliar dolar AS atau sekitar 32,2 triliun rupiah dan berada dalam rangking ke-981 dunia.
9. Peter Sondakh
Menurut Forbes, Peter Sondakh memiliki kekayaan senilai 1,7 miliar dolar atau sekitar 23,8 triliun rupiah, sehingga menempatkan ia dalam peringkat ke-1285 dalam daftar miliarder dunia. Peter Sondakh lahir pada 23 Juli 1953. Ayahnya memulai bisnisnya sejak 1954, memproduksi minyak kelapa serta mengekspor kayu. Saat usianya baru 20 tahun, ia harus mengambil alih bisnis ayahnya karena meninggal dunia. Dia harus membiayai ibu serta empat orang. Ia kemudian mendirikan PT. Rajawali Corporation. Melalui perusahaan tersebut, Peter Sondakh memulai bisnis properti sebagai perluasan usaha yang ditekuni ayahnya. Melalui Rajawali Corporation, ia membangun kemitraan mengembangkan Hyatt Hotel dan Novotel Sheraton menjadi jaringan hotel bintang lima. Peter Sondakh juga memiliki saham di perusahaan taksi Ekspres Transindo Utama, yang kini harus menghadapi persaingan dari keberadaan taksi online seperti Uber.
Menurut Forbes, Peter Sondakh memiliki kekayaan senilai 1,7 miliar dolar atau sekitar 23,8 triliun rupiah, sehingga menempatkan ia dalam peringkat ke-1285 dalam daftar miliarder dunia. Peter Sondakh lahir pada 23 Juli 1953. Ayahnya memulai bisnisnya sejak 1954, memproduksi minyak kelapa serta mengekspor kayu. Saat usianya baru 20 tahun, ia harus mengambil alih bisnis ayahnya karena meninggal dunia. Dia harus membiayai ibu serta empat orang. Ia kemudian mendirikan PT. Rajawali Corporation. Melalui perusahaan tersebut, Peter Sondakh memulai bisnis properti sebagai perluasan usaha yang ditekuni ayahnya. Melalui Rajawali Corporation, ia membangun kemitraan mengembangkan Hyatt Hotel dan Novotel Sheraton menjadi jaringan hotel bintang lima. Peter Sondakh juga memiliki saham di perusahaan taksi Ekspres Transindo Utama, yang kini harus menghadapi persaingan dari keberadaan taksi online seperti Uber.
10. Martua Sitorus
Martua Sitorus atau dikenal juga dengan Thio Seeng Haap adalah seorang pebisnis Indonesia. Pria kelahiran 1960 ini bersama dengan Kuok Khoon Hong mendirikan perusahaan Wilmar International yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolah minyak sawit mentah (CPO) serta produsen gula. Wilmar juga bekerja sama dengan perusahaan AS, Kellogg untuk menjual makanan di China dan mengakuisisi perusahaan tambang batu bara di Australia yakni Whitehaven Coal Ltd. Awalnya Martua Sitorus yang dilahirkan di Pematangsiantar, Sumatera Utara ini, berdagang udang sewaktu masih muda. Di pertengahan tahun 2018, Sitorus berhenti sebagai Direktur Non-Eksekutif Non-Independen di Wilmar. Ia kemudian fokus dalam bisnis properti. Dalam kemitraan dengan grup Ciputra, perusahaannya, Gama Land membangun sebuah proyek di Jakarta yang akan memiliki 15 menara apartemen dan sebuah kompleks perbelanjaan. Saat ini kekayaan Martua Sitorus diperkirakan mencapai 1,7 miliar dolar atau 23,8 triliun rupiah.
Martua Sitorus atau dikenal juga dengan Thio Seeng Haap adalah seorang pebisnis Indonesia. Pria kelahiran 1960 ini bersama dengan Kuok Khoon Hong mendirikan perusahaan Wilmar International yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolah minyak sawit mentah (CPO) serta produsen gula. Wilmar juga bekerja sama dengan perusahaan AS, Kellogg untuk menjual makanan di China dan mengakuisisi perusahaan tambang batu bara di Australia yakni Whitehaven Coal Ltd. Awalnya Martua Sitorus yang dilahirkan di Pematangsiantar, Sumatera Utara ini, berdagang udang sewaktu masih muda. Di pertengahan tahun 2018, Sitorus berhenti sebagai Direktur Non-Eksekutif Non-Independen di Wilmar. Ia kemudian fokus dalam bisnis properti. Dalam kemitraan dengan grup Ciputra, perusahaannya, Gama Land membangun sebuah proyek di Jakarta yang akan memiliki 15 menara apartemen dan sebuah kompleks perbelanjaan. Saat ini kekayaan Martua Sitorus diperkirakan mencapai 1,7 miliar dolar atau 23,8 triliun rupiah.
11. Theodore Rachmat
Theodore Permadi Rachmat adalah sosok pengusaha sukses yang lahir pada 15 Desember 1943 dengan nama kecil Oei Giok Eng di Majalengka. Selepas lulus dari Institut Teknologi Bandung, ia merintis karir sebagai sales Astra kemudian dipercaya mengelola United Tractors (anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat). Selepas itu, ia memutuskan mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama Triputra Group yang bergerak di sejumlah bidang bisnis, seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, agribisnis, dealership motor dan logistik. Dia sekarang memiliki sejumlah saham di perusahaan batu bara Adaro Energy. Sementara itu, anaknya, Christian Aryono adalah wakil presiden direktur Adaro Energy. Dia juga memiliki investasi di industri kelapa sawit dan karet. Anak keduanya, Arif Patrick mengelola perusahaan perkebunan keluarga, Triputra Agro. Kekayaan Theodore Rachmat berada di posisi ke-11 di Indonesia atau ke-1324 secara global dengan total aset senilai US$ 1,7 miliar atau sekitar 23,8 triliun rupiah.
Theodore Permadi Rachmat adalah sosok pengusaha sukses yang lahir pada 15 Desember 1943 dengan nama kecil Oei Giok Eng di Majalengka. Selepas lulus dari Institut Teknologi Bandung, ia merintis karir sebagai sales Astra kemudian dipercaya mengelola United Tractors (anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat). Selepas itu, ia memutuskan mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama Triputra Group yang bergerak di sejumlah bidang bisnis, seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, agribisnis, dealership motor dan logistik. Dia sekarang memiliki sejumlah saham di perusahaan batu bara Adaro Energy. Sementara itu, anaknya, Christian Aryono adalah wakil presiden direktur Adaro Energy. Dia juga memiliki investasi di industri kelapa sawit dan karet. Anak keduanya, Arif Patrick mengelola perusahaan perkebunan keluarga, Triputra Agro. Kekayaan Theodore Rachmat berada di posisi ke-11 di Indonesia atau ke-1324 secara global dengan total aset senilai US$ 1,7 miliar atau sekitar 23,8 triliun rupiah.
12. Husain Djojonegoro
Peringkat ke-12 sebagai orang terkaya di Indonesia pada awal tahun 2019 ini adalah Husain Djojonegoro & Family dengan aset kekayaan sekitar 1,6 miliar dolar atau sekitar 22,4 triliun rupiah. Kekayaan pria yang berusia 68 tahun ini berada di urutan ke-1403 dalam daftar Forbes. Husain Djojonegoro merupakan sosok pennting dalam pendirian perusahaan “Orang Tua Group”. Sebagai masyarakat Indonesia, anda tentu sudah familiar dengan brand-brand makanan seperti Wafer Tango, Teh Gelas, anggur herbal, dan juga pasta gigi. Lini bisnisnya adalah produk konsumen dan menjadi bagian dari konglomerasi besar ABC Group. Husain dan dua saudara menjalankan bisnis, dimulai oleh sang ayah di tahun 1948.
Peringkat ke-12 sebagai orang terkaya di Indonesia pada awal tahun 2019 ini adalah Husain Djojonegoro & Family dengan aset kekayaan sekitar 1,6 miliar dolar atau sekitar 22,4 triliun rupiah. Kekayaan pria yang berusia 68 tahun ini berada di urutan ke-1403 dalam daftar Forbes. Husain Djojonegoro merupakan sosok pennting dalam pendirian perusahaan “Orang Tua Group”. Sebagai masyarakat Indonesia, anda tentu sudah familiar dengan brand-brand makanan seperti Wafer Tango, Teh Gelas, anggur herbal, dan juga pasta gigi. Lini bisnisnya adalah produk konsumen dan menjadi bagian dari konglomerasi besar ABC Group. Husain dan dua saudara menjalankan bisnis, dimulai oleh sang ayah di tahun 1948.
13. Alexander Tedja
Pengembang real estat Alexander Tedja, Pakuwon Jati, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, telah membangun pusat perbelanjaan di Indonesia saat masyarakat kelas menengah di Indonesia telah tumbuh berkembang. Perusahaan ini membangun kantor di Jakarta dan Surabaya, sebuah kondominium bertingkat tinggi di Surabaya dan bangunan di selatan dan barat Jakarta. Pada bulan Agustus 2016 pecinta seni menjadi tuan rumah Art Stage Jakarta, sebuah pameran yang dikembangkan perusahaannya di Jakarta. Awalnya Alexander Tedja memiliki latar belakang sebagai pengusaha di bidang perfilman dan perbioskopan, antara lain melalui perusahaannya PT ISAE FILM sejak tahun 1972, PT Pan Asiatic Film sejak tahun 1991 dan PT Menara Mitra Cinema Corp. sejak tahun 1977. Namun sejak 1982, ia mulai berekspansi ke bidang properti dan mal, melalui PT Pakuwon Jati Tbk. Menurut Forbes, aset kekayaannya saat ini mencapai 1,6 miliar dolar.
Pengembang real estat Alexander Tedja, Pakuwon Jati, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, telah membangun pusat perbelanjaan di Indonesia saat masyarakat kelas menengah di Indonesia telah tumbuh berkembang. Perusahaan ini membangun kantor di Jakarta dan Surabaya, sebuah kondominium bertingkat tinggi di Surabaya dan bangunan di selatan dan barat Jakarta. Pada bulan Agustus 2016 pecinta seni menjadi tuan rumah Art Stage Jakarta, sebuah pameran yang dikembangkan perusahaannya di Jakarta. Awalnya Alexander Tedja memiliki latar belakang sebagai pengusaha di bidang perfilman dan perbioskopan, antara lain melalui perusahaannya PT ISAE FILM sejak tahun 1972, PT Pan Asiatic Film sejak tahun 1991 dan PT Menara Mitra Cinema Corp. sejak tahun 1977. Namun sejak 1982, ia mulai berekspansi ke bidang properti dan mal, melalui PT Pakuwon Jati Tbk. Menurut Forbes, aset kekayaannya saat ini mencapai 1,6 miliar dolar.
14. Djoko Susanto
Di posisi ke-14 adalah Djoko Susanto, seorang pengusaha ritel yang lahir pada tahun 1950 dengan nama kecil Kwok Kwie Fo di Jakarta. Ia adalah pemilik grup Alfamart, bisnis ritel dengan mini-mart konsep. Pada usia 17 ia mulai mengelola warung sederhana orang tuanya di dalam pasar tradisional di Jakarta. Kesuksesannya menarik perhatian taipan rokok kretek Putera Sampoerna. Bersama-sama mereka membangun bisnis ritel dan supermarket. Ia melanjutkan kemitraan dengan Putera Sampoerna hingga 2005, bisnis rokoknya, 70% dari bagiannya untuk kemudian dijual Sampoerna Altria termasuk bagiannya pada bisnis ritel yang dijalankan oleh Djoko. Altria tidak menginginkan pada bisnis ritel dan kemudian menjual saham mereka ke Northstar, tapi Djoko kemudian membeli saham dari Northstar, membuatnya memiliki bagian terbesar dari 65%.
Bisnis semakin berkembang dan saat ini, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, menjalankan lebih dari 5.500 toko, di bawah berbagai merek, meliputi Alfamart, Alfa Midi, Alfa Express, dan Lawson. Satu-satunya saingan berat alfamart berasal dari jaringan minimarket Indomaret yang merupakan milik konglomerat Anthony Salim. Kekayaan Djoko Susanto saat ini sekitar 1,4 miliar dolar (19,6 triliun rupiah), sehingga menempatkan ia pada urutan ke-1533 dalam daftar Forbes.
Di posisi ke-14 adalah Djoko Susanto, seorang pengusaha ritel yang lahir pada tahun 1950 dengan nama kecil Kwok Kwie Fo di Jakarta. Ia adalah pemilik grup Alfamart, bisnis ritel dengan mini-mart konsep. Pada usia 17 ia mulai mengelola warung sederhana orang tuanya di dalam pasar tradisional di Jakarta. Kesuksesannya menarik perhatian taipan rokok kretek Putera Sampoerna. Bersama-sama mereka membangun bisnis ritel dan supermarket. Ia melanjutkan kemitraan dengan Putera Sampoerna hingga 2005, bisnis rokoknya, 70% dari bagiannya untuk kemudian dijual Sampoerna Altria termasuk bagiannya pada bisnis ritel yang dijalankan oleh Djoko. Altria tidak menginginkan pada bisnis ritel dan kemudian menjual saham mereka ke Northstar, tapi Djoko kemudian membeli saham dari Northstar, membuatnya memiliki bagian terbesar dari 65%.
Bisnis semakin berkembang dan saat ini, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, menjalankan lebih dari 5.500 toko, di bawah berbagai merek, meliputi Alfamart, Alfa Midi, Alfa Express, dan Lawson. Satu-satunya saingan berat alfamart berasal dari jaringan minimarket Indomaret yang merupakan milik konglomerat Anthony Salim. Kekayaan Djoko Susanto saat ini sekitar 1,4 miliar dolar (19,6 triliun rupiah), sehingga menempatkan ia pada urutan ke-1533 dalam daftar Forbes.
15. Murdaya Poo
Murdaya Widyawimarta Poo yang saat ini berusia 77 tahun merupakan miliarder yang memiliki aset harta sebesar 1,4 miliar dolar atau setara 19,6 triliun rupiah. Ayah dari empat anak ini adalah sosok lelaki dibalik perusahaan kontraktor terkenal yaitu Central Cipta Murdaya Group. Selain bisnis, beliau juga sukses dalam karir politik. Dunia politik yang Murdaya Poo jajaki adalah sebagai anggota legislatif periode 2004 hingga 2009 dari partai PDIP. Usaha pertamanya bergerak dalam bidang kelistrikan yaitu perusahaan Kencana Sakti Indonesia. Selanjutnya suami dari Siti Hartati Murdaya ini melakukan kesepakatan kerja bersama perusahaan alat olahraga besar di dunia yaitu Nike. Saat ini, kekayaan sebesar 1,4 miliar dolar AS tersebut menempatkan ia di urutan 1.536 dalam daftar Forbes.
16. Eddy Kusnadi Sariaatmadja
Eddy Kusnadi Sariaatmadja adalah pengusaha media dan teknologi yang lahir pada 11 Desember 1963. Suami dri Sofi Wijaya ini menyelesaikan pendidikan dengan gelar sarjana di jurusan Civil Engineering, University of New South Wales, Australia pada tahun 1978. Karir dan bisnisnya dimulai dari pendirian perusahaan bernama PT Elang Mahkota Teknologi yang dikenal Emtek. Group Emtek berhasil meraih kejayaan sebagai perusahaan raksasa di Indonesia, dan merupakan pemilik saham yang besar dari stasiun TV swasta, seperti SCTV, Indosiar, dan O Channel. Pada bulan Juni 2016, melalui anak perusahaannya, PT Kreatif Media Karya, ia membeli lisensi Balckberry Messenger sebesar 208 juta dolar. Saat ini, kekayaan Eddy ditaksir sebesar 1,3 miliar dolar atau sekitar 18,2 triliun rupiah, menempatkan ia di urutan ke-1667 dalam daftar Forbes.
Murdaya Widyawimarta Poo yang saat ini berusia 77 tahun merupakan miliarder yang memiliki aset harta sebesar 1,4 miliar dolar atau setara 19,6 triliun rupiah. Ayah dari empat anak ini adalah sosok lelaki dibalik perusahaan kontraktor terkenal yaitu Central Cipta Murdaya Group. Selain bisnis, beliau juga sukses dalam karir politik. Dunia politik yang Murdaya Poo jajaki adalah sebagai anggota legislatif periode 2004 hingga 2009 dari partai PDIP. Usaha pertamanya bergerak dalam bidang kelistrikan yaitu perusahaan Kencana Sakti Indonesia. Selanjutnya suami dari Siti Hartati Murdaya ini melakukan kesepakatan kerja bersama perusahaan alat olahraga besar di dunia yaitu Nike. Saat ini, kekayaan sebesar 1,4 miliar dolar AS tersebut menempatkan ia di urutan 1.536 dalam daftar Forbes.
16. Eddy Kusnadi Sariaatmadja
Eddy Kusnadi Sariaatmadja adalah pengusaha media dan teknologi yang lahir pada 11 Desember 1963. Suami dri Sofi Wijaya ini menyelesaikan pendidikan dengan gelar sarjana di jurusan Civil Engineering, University of New South Wales, Australia pada tahun 1978. Karir dan bisnisnya dimulai dari pendirian perusahaan bernama PT Elang Mahkota Teknologi yang dikenal Emtek. Group Emtek berhasil meraih kejayaan sebagai perusahaan raksasa di Indonesia, dan merupakan pemilik saham yang besar dari stasiun TV swasta, seperti SCTV, Indosiar, dan O Channel. Pada bulan Juni 2016, melalui anak perusahaannya, PT Kreatif Media Karya, ia membeli lisensi Balckberry Messenger sebesar 208 juta dolar. Saat ini, kekayaan Eddy ditaksir sebesar 1,3 miliar dolar atau sekitar 18,2 triliun rupiah, menempatkan ia di urutan ke-1667 dalam daftar Forbes.
17. Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto yang lahir 25 December 1949 di Medan merupakan pengusaha Indonesia yang memulai usaha di industry pengolahan kayu. Sukanto Tanono merupakan pengusaha otodidak dan tidak menyelesaikan pendidikan formal di bangku sekolah. Beliau belajar bahasa Inggris kata demi kata menggunakan kamus bahasa Tiongkok – Inggris dan akhirnya mampu mengikuti sekolah bisnis di Jakarta pada pertengahan tahun 1970. Beliau kemudian melanjutkan belajar di INSEAD di Fontainebleau, Perancis. Usaha Sukanto yang lain adalah bank. Ketika United City Bank mengalami kesulitan keuangan, pada 1986-1987, ia mengambil alih mayoritas sahamnya dan bangkit dengan nama baru: Unibank. Di Medan, ia pun merambah bidang properti, dengan membangun Uni Plaza, kemudian Thamrin Plaza. Tidak hanya dalam negeri, ia melebarkan sayap ke luar negeri, dengan ikut memiliki perkebunan kelapa sawit. Kekayaannya saat ini diperkirakan mencapai 1,3 miliar dolar.
Sukanto Tanoto yang lahir 25 December 1949 di Medan merupakan pengusaha Indonesia yang memulai usaha di industry pengolahan kayu. Sukanto Tanono merupakan pengusaha otodidak dan tidak menyelesaikan pendidikan formal di bangku sekolah. Beliau belajar bahasa Inggris kata demi kata menggunakan kamus bahasa Tiongkok – Inggris dan akhirnya mampu mengikuti sekolah bisnis di Jakarta pada pertengahan tahun 1970. Beliau kemudian melanjutkan belajar di INSEAD di Fontainebleau, Perancis. Usaha Sukanto yang lain adalah bank. Ketika United City Bank mengalami kesulitan keuangan, pada 1986-1987, ia mengambil alih mayoritas sahamnya dan bangkit dengan nama baru: Unibank. Di Medan, ia pun merambah bidang properti, dengan membangun Uni Plaza, kemudian Thamrin Plaza. Tidak hanya dalam negeri, ia melebarkan sayap ke luar negeri, dengan ikut memiliki perkebunan kelapa sawit. Kekayaannya saat ini diperkirakan mencapai 1,3 miliar dolar.
18. Ciputra
Ir. Ciputra lahir pada 24 Agustus 1931 di Sulawesi Tengah. Pria lulusan Institut Teknologi Bandung ini terkenal sebagai pengusaha properti yang sukses, antara lain pada Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang filantropis, dan berkiprah di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah dan Universitas Ciputra. Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa arsitektur Institut Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, teman kuliahnya, sekitar tahun 1957 Ciputra mendirikan PT Daya Cipta. Fokus di sektor pengembangan real estate, Ciputra berhasil membangun kerajaan bisnisnya. Ciputra berencana untuk menggabungkan perusahaan miliknya, Ciputra Surya dan Ciputra Property, menjadi Ciputra Development untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditas sehingga akan membuat Ciputra Development menjadi salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia dengan proyek-proyek di 33 kota. Saat ini taksiran kekayaannya mencapai 1,2 miliar dolar.
Ir. Ciputra lahir pada 24 Agustus 1931 di Sulawesi Tengah. Pria lulusan Institut Teknologi Bandung ini terkenal sebagai pengusaha properti yang sukses, antara lain pada Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang filantropis, dan berkiprah di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah dan Universitas Ciputra. Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa arsitektur Institut Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, teman kuliahnya, sekitar tahun 1957 Ciputra mendirikan PT Daya Cipta. Fokus di sektor pengembangan real estate, Ciputra berhasil membangun kerajaan bisnisnya. Ciputra berencana untuk menggabungkan perusahaan miliknya, Ciputra Surya dan Ciputra Property, menjadi Ciputra Development untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditas sehingga akan membuat Ciputra Development menjadi salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia dengan proyek-proyek di 33 kota. Saat ini taksiran kekayaannya mencapai 1,2 miliar dolar.
19. Harjo Sutanto
Harjo Sutanto adalah seorang pengusaha sukses yang merintis bisnisnya dari bawah. Ia bersama Ferdinand Katuari pada tahun 1949 mendirikan Fa Wings yang memproduksi sabun colek skala industri rumahan dan memasarkannya secara “door to door” di Jawa Timur. Saat ini Wings Group adalah salah satu merek Indonesia yang terkenal, menjual berbagai macam produk konsumen. Ayah dari empat anak ini menjadi salah satu konglomerat Indonesia dengan aset kekayaan pada awal 2019 sebesar 1,1 miliar dolar atau sekitar 15,4 triliun rupiah, berada di rangking 1933 dunia.
Harjo Sutanto adalah seorang pengusaha sukses yang merintis bisnisnya dari bawah. Ia bersama Ferdinand Katuari pada tahun 1949 mendirikan Fa Wings yang memproduksi sabun colek skala industri rumahan dan memasarkannya secara “door to door” di Jawa Timur. Saat ini Wings Group adalah salah satu merek Indonesia yang terkenal, menjual berbagai macam produk konsumen. Ayah dari empat anak ini menjadi salah satu konglomerat Indonesia dengan aset kekayaan pada awal 2019 sebesar 1,1 miliar dolar atau sekitar 15,4 triliun rupiah, berada di rangking 1933 dunia.
Yang Kini Keluar dari Daftar Forbes
Berdasarkan data terbaru (realtime) bulan ini, jumlah miliarder Indonesia yang masuk dalam daftar Forbes ada 19 orang. Sementara jutawan yang bulan ini terdepak dari daftar Forbes karena aset kekayaanya menurun di bawah 1 miliar dolar adalah deretan nama beriut ini. Inilah deskripsinya bulan lalu.
Berdasarkan data terbaru (realtime) bulan ini, jumlah miliarder Indonesia yang masuk dalam daftar Forbes ada 19 orang. Sementara jutawan yang bulan ini terdepak dari daftar Forbes karena aset kekayaanya menurun di bawah 1 miliar dolar adalah deretan nama beriut ini. Inilah deskripsinya bulan lalu.
Soegiarto Adikoesoemo
Soegiarto Adikoesoemo adalah seorang pengusaha di berbagai bidang, terutama sektor bahan kimia. Di usianya yang ke-78, Soegiarto tetap menjadi salah satu orang kaya di Indonesia. Karir bisnisnya dimulai dengan mendirikan AKR Corporindo di tahun 1960, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kimia. Perusahaan ini didaftarkan dalam bursa saham Indonesia pada tahun 1994. AKR Corporindo sekarang terlibat dalam perdagangan minyak bumi dan distribusi, jasa logistik dan manufaktur kimia. Pada bulan November 2016, AKR Corporindo dan perusahaan minyak dan gas Inggris BP mengumumkan rencana untuk meluncurkan sebuah joint venture bahan bakar penerbangan.
Soegiarto Adikoesoemo adalah seorang pengusaha di berbagai bidang, terutama sektor bahan kimia. Di usianya yang ke-78, Soegiarto tetap menjadi salah satu orang kaya di Indonesia. Karir bisnisnya dimulai dengan mendirikan AKR Corporindo di tahun 1960, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kimia. Perusahaan ini didaftarkan dalam bursa saham Indonesia pada tahun 1994. AKR Corporindo sekarang terlibat dalam perdagangan minyak bumi dan distribusi, jasa logistik dan manufaktur kimia. Pada bulan November 2016, AKR Corporindo dan perusahaan minyak dan gas Inggris BP mengumumkan rencana untuk meluncurkan sebuah joint venture bahan bakar penerbangan.
Hary Tanoesoedibjo
Hari Tanoesoedibjo atau yang akrab disapa Hary Tanoe adalah pebisnis sekaligus politkus kelahiran Surabaya pada 26 September 1965. Dia adalah bungsu dari tiga bersaudara, kedua kakaknya bernama Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo. Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989. Hary melalui perusahaannya banyak melakukan merger dan akuisisi, kemudian membentuk perusahaan Global Mediacom. Dia adalah CEO MNC Group yang memiliki sejumlah tv swasta, yakni RCTI, MNCTV, dan Global TV. Hary Tanoe adalah mitra kerjasama Donald Trump dalam membangun resor dan hotel mewah bintang enam di pulau Bali. Aset kekayaannya saat ini diperkirakan di bawah 1 miliar dolar.
Hari Tanoesoedibjo atau yang akrab disapa Hary Tanoe adalah pebisnis sekaligus politkus kelahiran Surabaya pada 26 September 1965. Dia adalah bungsu dari tiga bersaudara, kedua kakaknya bernama Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo. Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989. Hary melalui perusahaannya banyak melakukan merger dan akuisisi, kemudian membentuk perusahaan Global Mediacom. Dia adalah CEO MNC Group yang memiliki sejumlah tv swasta, yakni RCTI, MNCTV, dan Global TV. Hary Tanoe adalah mitra kerjasama Donald Trump dalam membangun resor dan hotel mewah bintang enam di pulau Bali. Aset kekayaannya saat ini diperkirakan di bawah 1 miliar dolar.
Bachtiar Karim
Bachtiar Karim adalah seorang pengusaha dari Indonesia. Ia beserta saudaranya dikenal sebagai pimpinan Musim Mas Group, yang bergerak di lini bisnis utama minyak sawit atau CPO. Ia adalah anak sulung dari empat anak Anwar Karim dan bergabung dengan usaha ayahnya sejak 1981. Pria lulusan Teknik Mesin Universitas Nasional Singapura dipercaya oleh ayahnya untuk terjun ke dunia bisnis saat berusia 20 tahun. Bersama saudaranya, Burhan dan Bahari, ia mengembangkan bisnis Musim Mas Group. Pada 2015 Musim Mas menandatangani perjanjian dengan perusahaan kelapa sawit Malaysia Genting Plantations untuk membangun kilang minyak sawit di Sabah, di pulau
Bachtiar Karim adalah seorang pengusaha dari Indonesia. Ia beserta saudaranya dikenal sebagai pimpinan Musim Mas Group, yang bergerak di lini bisnis utama minyak sawit atau CPO. Ia adalah anak sulung dari empat anak Anwar Karim dan bergabung dengan usaha ayahnya sejak 1981. Pria lulusan Teknik Mesin Universitas Nasional Singapura dipercaya oleh ayahnya untuk terjun ke dunia bisnis saat berusia 20 tahun. Bersama saudaranya, Burhan dan Bahari, ia mengembangkan bisnis Musim Mas Group. Pada 2015 Musim Mas menandatangani perjanjian dengan perusahaan kelapa sawit Malaysia Genting Plantations untuk membangun kilang minyak sawit di Sabah, di pulau
Kalimantan.
Demikianlah daftar urutan para miliarder asal Indonesia. Data yang disajikan dalam artikel ini mungkin saja telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan bisnis terbaru.
Demikianlah daftar urutan para miliarder asal Indonesia. Data yang disajikan dalam artikel ini mungkin saja telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan bisnis terbaru.
Buka juga :
0 Comments